Kamis, 19 September 2013

25 Alat Musik Bambu Asli Indonesia yang Hampir Punah

Alat Musik dari Bambu Asli Indonesia - Bambu adalah tanaman yang sudah dikenal di masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 60 spesies bambu yang dapat kita temui dari sekitar 1000 spesies bambu yang ada di dunia. Karena bahan bambu yang sangat mudah ditemukan di alam Indonesia dan sifat bambu yang mudah dibentuk, ringan serta awet, tidak heran jika bambu banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan. Dari mulai senjata (bambu runcing), bahan bangunan, bahan kerajinan dan tidak sedikit yang dijadikan sebagai alat musik. Alat musik dari bambu asli Indonesia ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya alat musik tradisional, saat ini alat musik modernpun kembali digali dan dikreasikan dari bahan bambu. Seperti yang dilakukan oleh Indonesian Bamboo Community. Namun sayangnya, alat musik tradisional dari bambu ini, sebagian sudah hampir punah dan bahkan masyarakat sendiri tidak mengetahui akan instrument musik yang ada di daerahnya.

A. Alat musik dari Bambu Asli Indonesia - Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat merupakan gudangnya alat musik dari Bambu. Bambu merupakan tanaman yang sangat mudah ditemukan di alam parahyangan ini, sehingga tidak heran jika kebudayaan masyarakat sunda sangat lekat dengan jenis tanaman rumpun ini. Lalu apa saja alat musik bambu yang berasal dari Jawa Barat ?

1. Angklung

angklung
Alat musik angklung ini merupakan icon dan kebanggaan Jawa Barat. Alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang ini sudah dikenal masyarakat Internasional. Bahkan PBB melalui UNESCO telah menetapkan alat musik angklung sebagai alat musik asli Indonesia.
Di Jawa Barat sendiri khususnya di kota Bandung, terdapat sebuah sentra angklung yaitu di Saung Angklung Mang Udjo yang beralamat di Jl. Padasuka 118 Bandung 40192 Telp. (022) 7271714 Faks. (022) 720 1587.

2. Calung

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Apabila angklung dimainkan dengan cara digoyang, alat musik calung dari Jawa Barat ini dimainkan dengan cara memukul batang bambu yang tersusun sesuai dengan laras nada. Alat musik ini dibuat dari bambu hitam (awi wulung) namun ada beberapa yang dibuat juga dari bambu putih (awi temen).
calung

3. Suling Sunda

Suling merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Hampir semua daerah yang ada di Indonesia ini memiliki alat musik tiup suling. Namun demikian masing - masing daerah memiliki ciri khas dan nama tersendiri. Untuk lebih memudahkan maka kali ini saya akan tuliskan saja Suling Sunda.
Yang membedakan dari suling sunda adalah selain bentuknya juga bunyi dan alunan nada yang dihasilkan begitu merdu dan mendayu-dayu. Suara instrumen musik tatar sunda ini memiliki arti dan kharakter khusus bagi masyarakat Jawa Barat. Tak heran jika Sobat berkunjung ke rumah makan sunda, alunan suling ini akan makin membawa suasana yang berbeda.
Suling sunda yang paling baik dibuat dari jenis bambu/awi tamiang. Awi tamiang sendiri ada 2 jenis yaitu awi tamiang biasa dan awi tamiang urat emas. Tamiang urat emas merupakan jenis bambu yang paling baik karena selain bambunya tipis, pada badan bambu terdapat garis-garis berwarna kuning (bercak-bercak) yang menciptakan tekstur unik.

4. Karinding

karindingPada awal alat musik karinding adalah alat yang digunakan oleh para karuhun / orang tua untuk mengusir hama di sawah. Karena karinding ini mengeluarkan bunyi yang khas, pada perkembangannya karinding tidak hanya digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat. Sampai saat sekarangpun karinding masih digunakan sebagai pengiring pembacaan rajah/doa. Pada jaman awal mula karinding diciptakan, konon instrumen yang dibuat dari bambu dan pelepah kawung ini digunakan pula oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat hati wanita yang disukai.
Karinding dimainkan dengan menempelkan ruas tengah karinding di depan mulut yang agak terbuka, lalu memukul atau menyentir ujung ruas paling kanan karinding dengan satu jari hingga “jarum/senar” karinding pun bergetar secara intens. Dari getaran/vibra itulah dihasilkan suara yang akan diresonansi oleh mulut. Sehingga suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah dari pemainnya.

5. Celempung

Celempung
Alat musik yang terbuat dari bambu/awi gombong ini disebut Celempung. Celempung dilengkapi dengan senar yang dibuat dari sembilu bambu. Dimainkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul yang dinamakan tarengteng. Alat musik ini tidak dimainkan sendiri melainkan ini sebagai pengatur irama lagu dalam orkestrasi yang dinamakan Celempungan.

6. Butak (Bambu Jitak)

Alat musik ini tergolong berusia muda karena baru diciptkan pada bulan Mei 2008 oleh seorang warga Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak Cilegon bernama Agus M Patria.
Butak merupakan alat musik yang terbuat dari bambu, rami, rotan dan senar gitar listrik. Jenis alat musik ini menimbulkan bunyi-bunyian merdu jika dimainkan. Caranya, senar gitar listrik yang terbentang pada bambu dipukul-pukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Butak ini bisa untuk sebagai pendukung musik jazz,blues dan lainnya. Dinamakan Butak dikarenakan cara memainkan alat musik ini dengan cara dipukul / dijitak.

7. Gambang Sunda - Arumba (Alunan Rumpun Bambu)

Arumba bukanlah sebuah alat musik, akan tetapi merupakan perpaduan beberapa alat musik yang terbuat dari bambu seperti angklung, calung dan gambang sunda. Arumba yang merupakan kepanjangan dari Alunan Rumpun Bambu (The Rhythm of Bamboos) dikembangkan oleh Udjo Ngalagena pada tahun 1971.
Alat musik yang dibuat arumba berasal dari bambu yang kecil hingga yang berukuran besar. Uniknya alunan musik arumba ini dapat dinikmati dan ditampilkan dari berbagai jenis musik dari musik tradisional, klasik bahkan musik-musik mancanegara seperti cha-cha dan musik latin.
arumba

8. Genggong

Genggong merupakan kesenian khas Kabupaten Subang Jawa Barat. Asal kata Genggong diambil dari sebuah nama rawa / ranca Genggong. Sebenarnya kata genggong lebih menunjukan nama kesenian daerah / hiburan rakyat yang terdiri dari berbagai macam alat musik tradisional yang sering dimainkan untuk menyambut hari-hari bersajarah seperti peringatan kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Genggong Subang Genggong Subang terbuat dari bambu
Berbeda dengan kesenian Genggong di Jawa Barat, ternyata di provinsi Bali ada alat musik yang mempunyai kesamaan nama “Genggong”. Alat musik tradisional Bali ini terbuat dari pelepah enau yang dimainkan dengan cara mengulum (yanggem).
Genggong Bali Genggong Bali terbuat dari pelepah enau

9. Basek (Bambu Gesek)


Alat musik Basek yang dibuat dari bambu wulung ini diciptakan oleh Joko Suranto. Merupakan alat musik bambu yang dimainkan dengan digesek diciptakan oleh Seniman yang berasal dari Depok.
Joko telah menggeluti Basek ini sejak tahun 1996. Saat ini alat musik dengan panjang sekitar 75 cm tersebut telah memiliki empat model dengan aneka variasi guna menarik perhatian, baik sebagai benda seni maupun sebagai benda hias atau souvenir dari bahan bambu wulung. Hasil kreatifitas tersebut telah melalui uji coba dalam pentas di berbagai tempat dan acara. Aneka Jenis Musik dari klasik hingga pop dapat dimainkan oleh Joko dengan baik, dari irama lembut menyayat hingga cepat dan dinamis dalam berkolaborasi dengan alat musik guitar. Bambu Gesek memang mirip dengan alat musik Biola dan Rebab, memiliki tiga buah senar, dimainkan dengan cara menggesek, namun memiliki nada dasar yang berbeda dari keduanya, dan Basek berada di antara keduanya, sehingga suara dan nadanya mampu menyesuaikan kedua Alat Musik tersebut (biola dan rebab).

B. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Sumatra Barat

10. Saluang

saluangSaluang adalah alat musik khas Minangkabau Sumatra Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu talang yaitu bambu talang untuk jemuran ataupun bambu talang yang ditemukan hanyut di sungai. Kedua jenis bahan saluang tadilah yang diyakini masyarakat Minangkabau sebagai bahan yang paling bagus. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm.
Cara memainkan saluang ini yaitu dengan ditiup, akan tetapi dengan latihan khusus pemain saluang dapat memainkan saluang dengan ditiup dan saat menarik nafas. Sehingga bunyi taluang ini dapat dimainkan dari awal sampai akhir tanpa putus. Lagu-lagu dari saluang inipun memiliki ciri khas tersendiri dari berbagai daerah / nagari yang ada di Minangkabau. Ciri khas saluang tersebut diantaranya adalah ciri khas Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah.
Konon peniup saluang dahulu kala memiliki mantera / jampi khusus yang fungsinya akan menghipnotis penontonnya. Mantera ini disebut dengan Pitunang Nabi Daud.

11. Bansi

bansiBansi Bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Dibandingkan dengan alat musik tiup lainnya, yang ditemukan di daerah Sumatera Barat, Bansi memiliki nada yang lebih lengkap. Hal ini dapat terjadi karena Bansi mempunyai jumlah lobang nada yang lebih banyak, yaitu 7 buah. Dengan demikian, Bansi dapat menyanyikan lagu-lagu baik yang bersifat tradisional maupun modern. Dilihat dari segi bentuknya, Bansi berukuran lebih pendek daripada Saluang. Panjangnya lebih kurang 33,5 – 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm. Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).
Alat musik Bansi ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam memainkannya, baik cara memainkannya / meniupnya maupun karena bentuknya yang panjang sehingga susah dijangkau jari.

12. Sarunai


Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya. Sepotong yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar. Fungsinya sebagai penghasil nada.
Alat musik Sarunai ini memiliki empat lubang nada. Bunyinya juga melodius. Alat musik khas minangkabau yang satu ini sudah jarang yang menggunakan. Selain sulit membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai.

C. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Aceh

13. Taktok Trieng

Taktok Trieng merupakan sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis :
Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini.
jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).

D. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Lampung

14. Gamolan

Gamolan adalah alat musik menyerupai gamelan yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Diperkirakan alat musik khas Lampung ini sudah dimainkan masyarakat Lampung kuno sejak abad ke-4 masehi, akan tetapi sampai dengan saat ini banyak masyarakat Lampung yang belum mengetahui dari kekayaan alat musik tradisional ini.
Seorang peneliti asal Australia tertarik untuk meneliti alat musik gamolan ini. Menurutnya alat musik gamolan ini sudah ada dan lebih tua dari gamelan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya gambar gamolan pada relief candi Borobudur.
Mahasiswi Program studi Tari Universitas Lampung memainkan alat musik asli Lampung Gamolan di Lapangan Korpri Rabu (7/12). Pemprov Lampung menggelar acara pemecahan rekor museum rekor Indonesia (MURI) tabuh gamolan Lampung,Pemecahan rekor akan dilakukan dengan menabuh gamolan selama 25 jam oleh 25 grup yang terdiri dari 25 penabuh. Sumber: TRIBUNNEWS.COM/Perdiansyah
Gamolan modern yang dapat ditemui di Lampung Barat dan Way Kanan, memiliki perbedaan dibandingkan dengan gamolan kuno. Gamolan kuno memiliki delapan bilah bambu yang sejajar di atas satu bongkahan bulat bambu sebesar sekitar lengan orang dewasa. Delapan bilah bambu masing-masing mewakili delapan tangga nada, yaitu do re mi fa so la si do. Sementara, gamolan modern hanya memiliki tujuh bilah bambu yang mewakili tujuh tangga nada. Satu tangga nada yang hilang adalah tanga nada fa. Margaret mengatakan, dirinya pun belum memahami alasan penghapusan tangga nada fa.

E. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Bali

15. Rindik

Rindik adalah salah satu alat musik tradisional BALI. Terbuat dari bambu yang pada nadanya adalah berdasarkan selendro. Alat musik ini di pergunakan pada upacara perkawinan dan acara pertunjukan yang di kenal dengan nama “Joged Bumbung”. Tarian joged bumbung ini biasanya di iringi oleh sepuluh atau duapuluh orang yang memainkan gamelan termasuk para penabuhnya dan bisa juga di pakai atau di mainkan di hotel-hotel untuk mengibur para tamu yang berkunjung ke Bali.

F. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Sulawesi Tengah

16 Tatali

Talali adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran sekitar 50 Cm dengan diameter 2 cm dan memiliki 3 lubang untuk resolusi udara tempat meletakan jari dan hanya memiliki 3 nada. Dengan teknik meniup menggnakan perasaan untuk menemukan sound yang baik dan enak ditelinga. Alat musik tatali ini merupakan kekayaan budaya suku To Wana di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
tatali

17. Tutuba

Tutuba adalah alat musik bedawai yang terbuat dari bambu. Seperti halnya tatali, tutuba ini merupakan alat musik khas dari suku To Wana

G. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Nusa Tenggara Timur

18. Sasando

Sasando adalah sebuah alat instrumen petik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.

19. Foy Doa
Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih. Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.
Sistem penalaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa.
Bentuk syair, umumnya syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami bhodha ngo kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go-tuka ate wi me menge, yang artinya kami harus rajin bekerja agar jangan kelaparan.
Cara Memainkan, Hembuskan angin dari mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara.
Alat musik floy doa ini berasal dari Kabupaten Ngada Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
20 Knobe Oh

Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12 ,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar). Apabila pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangkalujung terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.
21. Suling
Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen suling bambu, seperti di Sumba terdapat suling hidung. Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung. Kalau di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.
Suling melodi bernada 1 oktaf lebih, suling pengiring bernada 2 oktaf. Dengan demikian untuk meniptakan harmoni atau akord, maka suling alto bernada mi, tenor bernada sol, dan bass bernada do, atau suling alto bernada sol, tenor mi,dan dan bass bernada do.
Cara memainkan : suling sopran atau pembawa melodi seperti memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementar bambu peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun dan naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass, bambu peniup yang digerakkan turun dan naik.
Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional.
22. Prere
Alat bunyi-bunyian dari Manggarai ini terbuat dari seruas bambu kecil. Ukurannya yang kecil seperti pensil yang panjangnya kira-kira 15 cm. Buku ruas bagian bawah dibiarkan tertutup, tetapi bagian atasnya dipotong untuk tempat meniup. Buku ruaw bagian bawah dibelah untuk menyaluirkan udara tiupan mulut dari tabung bambu bagian atas, sekaligus bagian belahan bambu itu untuk melilit daun pandan sehingga menyerupai orong terompet yang berfungsi memperbesar suaranya. Alat musik ini selain digunakan untuk hiburan pribadi, juga digunakan untuk mengiringi musik gong gendang pada permainan penak silat rakyat setempat. Nada-nada yang dihasilkan adalah do dan re, sehingga nama alat ini disebut Prere.

23 Tobo
Alat musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas Bambu betung yang buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya ditumbuk ke lantai atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi sebagai bass dalam mengiringi musik Foy doa.

H. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi Sulawesi Selatan

24 Pa`pompang

Pa`pompang atau Pa`bas adalah alat musik bambu yang berasal dari tanah Toraja Sulawesi Selatan. Alat musik bambu pa’ pompang ini dibunyikan dengan cara ditiup. Penduduk setempat menyebutnya dengan Pa`pompang atau Pa`bas karena suara bas yang lebih dominan terdengar. Berbeda dengan angklung, musik bambu Toraja merupakan jenis alat musik yang ditiup untuk mengeluarkan bunyi yang memiliki jangkauan nada dua setengah oktaf tangga nada. Meski termasuk alat musik tradisional, tetapi alat musik bambu ini bisa juga dikolaborasikan dengan alat musik modern lain seperti terompet, saksofon, organ, atau piano saat mengiringi lagu.

I. Alat musik dari bambu asli Indonesia - Provinsi DIY Jogjakarta

25. Gong Sebul


Gong sebul adalah alat musik yang dibuat dari bambu. Walaupun dimanakan gong namun bentuknya tidaklah bulat seperti gong pada umumnya, tetapi berupa sepotong bambu petung (Ochloa gigantea, bambu raksasa) dengan panjang tertentu sesuai dengan nada yang hendak dihasilkan. Cara memainkannya bukan dipukul melainkan ditiup.
Gong sebul dimainkan untuk melengkapi musik tradisi krumpyung yang terdiri dari beberapa alat musik yang juga mayoritas terbuat dari bambu seperti krumpyung itu sendiri, demung, saron, peking, bonang, gambang, kempul (“gong” kecil) dan kendang.

Nah.. itu dia 25 alat musik dari bambu asli Indonesia yang sudah sepatutnya kita banggakan dan kita lestarikan. Jangan sampai kita sebagai pewaris kekayaan budaya musik bambu, malah harus mengimpor alat musik bambu dari negeri orang.
Semoga tulisan ini menambah khasanah pengetahuan Sobat semua, namun demikian saya mengharapkan koreksi dari pengunjung blog dan tentu saja apabila ada informasi yang terlewatkan atau dengan kata lain jika di daerah sobat ada alat musik bambu yang belum tertulis disini, dengan senang hati saya akan menambahkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar